INSPIRASI PEMIMPIN

Oleh : Kikie Nurcholik – Sekjen Komunitas Printing Indonesia
Hiruk pikuk pesta demokrasi hampir usai. Rakyat Indonesia telah melampaui satu masa, di mana untuk kesekian kalinya mereka memilih calon pemimpinnya dalam sebuah suasana demokrasi yang semakin hangat, aman dan terarah. Pada awalnya, kedua kubu kandidat mendukung dan mengelu-elukan sosok calon pemimpin negara yang dijagokannya dan dianggap pantas sebagai pembawa inspirasi untuk kemajuan Indonesia dalam separuh dekade ke depan. Dan akhirnya sang “calon pemimpin” pun terpilih secara sah dan sesuai kehendak rakyat menjadi pemimpin negeri gemah ripah loh jinawi ini.
Melalui catatan ini saya mencoba mencermati bahwa ternyata gairah memilih dan menentukan pilihan merupakan sebuah fenomena yang tidak sederhana walaupun bersifat ‘mudah’, karena lebih banyak di antara kita yang menentukan pilihan karena terinspirasi pola dan kinerja sang calon pemimpin yang telah dibuktikan dalam sejarah hidupnya untuk bangsa ini. Saya teringat pada hukum kekekalan energi, “gaya umumnya selalu berbanding terbalik dengan energi yang dikeluarkannya”. Timbul pertanyaan, pemimpin seperti apakah yang dapat memberikan energi bagi masyarakat atau bawahannya..? Pemimpin seperti apakah yang dapat menginspirasi lingkungan di sekitarnya..?. Dalam skala organisasi yang sederhana, inspirasi bagi bawahan adalah pemimpinnya. Pada dasarnya inspirasi merupakan bentuk perpindahan energi, maka seorang pemimpin akan memberikan energi kepada orang-orang yang dipimpinnya dan sebaliknya pemimpin akan mendapatkan dukungan energi dari bawahannya. Dan hal itu terjadi secara berkesinambungan.
Seorang pemimpin dipastikan akan menemukan dan memiliki energi untuk dirinya sendiri, kemudian ia menularkan hal tersebut kepada para pengikutnya. Umumnya sang pemimpin mendapatkan inspirasi dari impian dan visi mereka, kemudian mereka menyampaikan dan mengkomunikasikannya kepada bawahannya. Selanjutnya, inspirasi yang telah tersebar kepada bawahan ini diwujudkan dalam suatu konsep kerja yang akan diupayakan dan dicapai bersama sehingga membuahkan hasil kerja. Hasil kerja ini kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan dan koreksi di sana sini, sehingga bila proses tersebut berulang, terjadilah suatu proses pelestarian dan proses saling menjaga. Di sinilah sebuah konsep saling menghargai dan menghormati akan terjalin antara pemimpin dan bawahan atau masyarakat yang dipimpinnya.
Pada dasarnya kita semua adalah pemimpin, setidaknya untuk diri kita sendiri. Dan kita semua akan diuji apakah kita mampu menginspirasi diri kita dan orang lain atau tidak, apakah kita mampu menciptakan energi, menularkan energi dan melestarikan serta menjaga, bahkan meningkatkan kadar energi yang sudah dimiliki orang yang terinspirasi oleh kita.
Seorang pemimpin setidaknya harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Intergritas
Apakah seorang pemimpin benar-benar sedang mengupayakan kebaikan bagi para pengikutnya atau hanya untuk kepentingannya sendiri? Hal itu dapat diuji dari integritasnya. Integritas adalah menyatunya pemikiran, kata dan perbuatan. Apa yang dipikirkan terealisasi dalam kata-kata dan perbuatan. Hal utama yang dilakukan oleh pemimpin adalah impian atau visi para pengikutnya, dan perbuatan yang disorot dari seorang pemimpin adalah kesesuaian antara apa yang dilakukan dengan kemajuan pencapaian untuk mewujudkan impian tersebut. Jika yang dilakukannya tidak membuat impian itu mendekati kenyataan, maka pemimpin tersebut dapat dinilai tidak memiliki integritas oleh pengikutnya.
Rendah Hati
Selain integritas, pemimpin haruslah humble. Sekalipun dia memiliki impian dan visi yang kuat, kemampuan memotivasi yang tinggi serta integritas yang tidak diragukan, bila arogan dan tak mau mendengarkan aspirasi bawahannya, maka lambat laun para pengikutnya akan frustrasi dan merasa hanya dijadikan obyek pemuasan keinginan sang pemimpin.
Kemanusiaan
Hal terakhir yang dibutuhkan untuk melestarikan energi/inspirasi adalah sisi kemanusiaan dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus tetap sadar bahwa para pengikutnya adalah manusia biasa, mereka bisa kelaparan, kelelahan, sakit, kecewa, marah atau kehilangan keyakinan. Di sinilah pendekatan yang lebih bersifat kemanusiaan akan membangkitkan kembali energi yang memudar itu.
Apakah kita termasuk salah satu pemimpin yang menginspirasi? Bila ya.., maka berbahagialah karena sudah berada pada jalur yang benar untuk menjadi pemimpin hebat. Bila belum.., tidak usah khawatir karena kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan.
Semoga tulisan ini menginspirasi kita semua untuk menjadi pemimpin yang menginspirasi...
Salam Semangat